Jumat, 09 Mei 2014

Dewasaisasi Film Superhero Amerika

Film amazing spiderman 2 baru aja tayang nih di bioskop indonesia, yang pengen nonton, silahkan. Tapi coba anda lihat berita, hampir bersamaan dengan premiere film tersebut ada kejadian memilukan tentang seorang anak yang terjun dari apartemen karena tidak diperbolehkan menonton film tersebut. Jujur, seandainya saya menjadi ibu dari anak itu, tidak akan saya biarkan ia menontonnya. Mengapa? Coba anda cek film-film superhero amerika baru-baru ini, ya.. banyak sekali adegan-adegan yang seharusnya tidak boleh ditonton oleh anak-anak. Padahal kita tahu bahwa banyak anak-anak yang banyak mengidolakan tokoh-tokoh tersebut. Dan orang dewasa terutama orang tua seolah tidak peduli, karena itu film superhero ya pastinya memang ditujukan oleh anak-anak.


Film superhero sendiri sebenarnya bertujuan untuk membentuk karakter anak-anak agar berjiwa pahlawan, rela berkorban dan bertanggung jawab. Zaman dulu saat spiderman masih berbentuk film animasi dua dimensi, cerita dan adegan-adegan di dalamnya masih bisa dibilang aman, namun masih tetap membutuhkan bimbingan orang tua, namun saat dibuat film live action, semuanya benar-benar berubah. Film ini sudah tidak pantas ditonton oleh anak-anak.

Sementara itu kita bandingkan dengan superhero dari negeri sakura, jepang. Kita mengambil contoh kamen rider (ksatria baja hitam), super sentai (versi original dari power ranger), dan ultraman. Ceritanya masih bisa dipahami oleh anak-anak, serta setiap episode selalu ada nilai moral yang bisa diteladani. Sangat berbeda dengan film superhero amerika yang hanya menjual cerita dan efek visual.

Jadi, tetap hati-hati dalam memilih tayangan untuk anak maupun adik-adik anda. Ga semua kartun, film superhero ataupun film-film yang ada unsur anak kecilnya belum tentu baik untuk anak-anak. Dan ingat, pendidikan utama adalah dari keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar